Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3
bulan terakhir ini, kayanya ada gejala menjauhi aku… beberapa kali kupergoki
jalan sama Teddy anak arsitek itu… en beberapa kali kutelpon selalu maminya
bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
“Udah, kalo mau main dateng aja…ntar juga pulang, tungguin aja
Bon…” kata tante Ira lembut.
Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat
parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira…
biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar
pemikiranku…
“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…”
sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu
centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju
dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…
“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan
tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home
theatre… beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF… tentu
saja waktu nggak ada tante Ira. Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan
itu… busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut
memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian
yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante
Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal
kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi
ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka,
ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya
yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap
karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak
paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang
tercetak jelas di balik kain transparant itu.
“Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku
yang salah tingkah.
“Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang
di ruangan itu kurasakan dingin sekali.
“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat
anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika
kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar
terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang
sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian
dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri
agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan
minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
“Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum
kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya
sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras
lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi
minuman enak itu… sampai beberapa kali.
“Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.
“Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga
jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan
tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
“Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…?
kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…”
kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket
montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku
diusap-usapnya manja.
“aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai
kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira
ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke
dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai
goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah
terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh
kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante irapun sudah
terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku… entah siapa yang memulai,
bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku,
membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang
mengkal menggemaskan.
“kamu nakal Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil
diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil
dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.
“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Ira
disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku
yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi
itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan
kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan
dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala
kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah
tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang
kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah
gemas penuh nafsu…
“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…”
sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh…
mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil
kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.
“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri,
langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah
itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur
tercukur rapi.
“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun
selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay,
kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara
selangkangannya.
Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante
Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek…
segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan
jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah
seks yang meningkat.
“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….”
tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat
yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.
“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh
tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu…
Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga
kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya
clitorisnya kemulutku…
“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn…
sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip
teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum
lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap
mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante
Ira mengejang…
“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!!
ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh
tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…
“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan…
bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku,
setelah disambar badai orgasme…
“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya
pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget
tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya
begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra…
matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah
terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku
dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu,
menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu
bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit
vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi…
serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit
leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari
tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah
kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya…
tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil
meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling
berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku… batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa…
bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan
batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku
digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.
“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante
Ira.
“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku
“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira
sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan
kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira… ketika batang
kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi,
begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh
bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan
liang sanggama tante Ira… pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata
setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina
tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan
bidadari… gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan
bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan
counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang
bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting
susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.!
oooohhh..!” kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin
tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah
pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…
“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..!
tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan,
terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya gemetar… giginya
terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku
mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku…
Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh…
“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan
panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian
menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat,
sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian
tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.
“Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante
di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku
menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan
tubuh tante Ira di karpet…
“Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan
suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan
kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…
“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Ira ketika dirasakan
sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power
“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…”
walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada
tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman
kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
“Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih
dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh
tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang
dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan
sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat
tak beraturan
“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras…
keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi…
kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang
selangkangan yang terkangkang lebar… kukerahkan seluruh kemampuanku untuk
menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang
sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur
keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara
celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis…
“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point
akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan
pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada
tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya
spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.
“Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis
tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan
tubuh bagian depannya..
“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong
dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat
wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh
sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek
telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang memilih botol air
mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh…
kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding
ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur… kudapatkan lubang
penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan
sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak
edan..? kalian tahu broer… Sumirah… pembokat tante Ira, sedang nungging di meja
dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri…
tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena
masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini…
Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu
mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih…
aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di
ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil
di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali
kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih..
kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi
kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih
lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum
terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah
merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh
bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku…
akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat
kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
“Eeehh… terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja… atau mau
gue bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang
meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang
aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih,
sambil beringsut mengambil rok bawahannya.
“Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku
sambil kuikuti langkahnya…
“Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah,
namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur
keluar dari dapur… Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi
ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum
tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku
dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap
rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi
bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku…
“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun
tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan
kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan
blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur,
namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang
kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki
pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan
tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan,
bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si
Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat
lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak
bulu.
“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku
merasakan licinnya liang sanggama si Sum.
“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak
gangguin, saya udah dapet lho…”
“Ntar gue gantiin 5 kali lipet… langsung gue masukin aja ya..?”
“Saya takut sama nyonya lho mas..”
“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan gue masukin
ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika
batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…
“Gue tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak
henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan
mengeras…
“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….”
rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada
puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang
kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum
mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan
gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek
Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang
diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi…. Sum menekuk kedua
kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga
bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan
basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian
jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang
nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang
kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum
tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi
kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku
untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira
tadi…
“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan
ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus
masuk.
“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh
kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan
usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah
selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan
kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku
memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.
“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti,
kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai
terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil… tapi
tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka
ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol
yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat
lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum
sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat
menikmati serangan olah sanggamaku
“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama…
barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan
gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku…
kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu
dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat
dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang
sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin
keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas
orgasme.
“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan
panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil
mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat
kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…
“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh
bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu
si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol
pinggul sejadi-jadinya.
“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum
dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang
kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara
ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali
orgasme.
“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku
sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin
becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.
“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak…
kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan
pinggulnya bergerak lagi.
“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum
sambil menjulurkan lidah panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya
yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang
sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan
gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir
syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita
berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai
benar-benar kering spermaku.
“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama
mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si
Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya
celana dalamku.
“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus
tubuh bahenolnya dengan handuk.
“Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak
berapa kali gue kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.
“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini,
pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun
dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.
“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu
punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”
“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang
siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng…
lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”
“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”
“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing
dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa
dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo
pemberian tante Ira…Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre… kulihat
tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Gue
duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah… duduk
di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya… di
ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby… setelah kena gue
bo’ongin…gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i…
“Beb… nonton VCD aja yuuk… gue baru dapet kiriman dari Anto’
temen gue yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah
kenapa..?” Sahut Beby sengit.
“Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu… gue rasa lu juga
suka…”
“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan gue….? ayyooo deh
sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan
blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan
cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan…
udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby… bosen aja
lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di
ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum
sambil nyeletuk jorok…
“Oooh my God… lu tau aja Bon film kesukaan gue…” bisik Beby yang
duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar…
“Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang…”
sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film
yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
“Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?”
tanya gue lembut.
“Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Beby
dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang
sekejap menyambar mata gue… gue tangkap isyarat itu… gue peluk tubuh Beby
dengan lembut…” Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan gue segera
disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan
gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit
dengan liar… gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh
sintal Beby menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit
pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini
menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung
gue… gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali
sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby…
“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
“Sayaangg…” sahut gue pendek
“Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari
tubuh… dan gue juga ngelakuin hal yang sama…. mata gue nanar ngeliat kemulusan
tubuh atas Beby yang baru kali ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok
nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke
depan… Gila bener gue ga’ sabar friend… gue sosot aja langsung puting susunya
sebelah kiri….gue mainin lidah gue disitu.
“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya
menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue,
saling berhadapan… Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo…
friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat
montok dan kenyal bak karet… gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa
kenikmatan… dan gue juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i
membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue… dada
bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik
berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan… tangan gue mulai
merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan
ke tubuh gue… gue temuin lubang anusnya… sejenak gue elus-elus dan bergerak
lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari gue
menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby… sampai gue temuin belahan bibir
vaginanya… ternyata udah basah licin…jari gue bergerak menggelitik
syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
“Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat
ini…” suara Beby bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya.
Gue rebahin telentang tubuh Beby diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD
hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar…
mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang
rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah
itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas…
“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai
menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan desah yang
menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah gue menari lincah
membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras… jari tengah gue
menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin…
Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya
menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang
sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku
“Booonnyy… gue pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak
Bonn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi
gue, posisi kita menjadi 69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang
kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm
dengan diameter 5.5cm.
“Gilaaaa… baru kali ini gue temuin musuh seseram ini… gue suka
Bonnn…. gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh
keras lagi” kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang
kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan
lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari
aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak
kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan
lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik
syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…
“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww gue nggak tahan… hh hh.. gue
pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Beby dengan suara gemetaran, gue
belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan
sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya…
sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang
kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat…
matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya
yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih
nikmatnya olah cinta gue… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil
jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang
sedower bibir atasnya… Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara
pangkal pahanya… gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek
Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki
panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin
menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya
belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit
kesal.
“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya
“Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin gue
tambah terangsang..” sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh
arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di
sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip
malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak,
bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar
jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang
bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya
yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini gue yang nggak tahan
melihat ekspresi wajah Beby yang sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama
Beby… dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal.
“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis
kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue.
“Pelan-pelan sayaang… gue makin nggak sabar… ayo lagi..”
desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak
hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol gue kepeleset ke samping atau
kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu
melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Beby tambah
semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan
kakinya…
“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…”
dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba… dan gue
berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby
tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…
“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!”
kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya
membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku
kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby.
“Siapa takuut..?” bisik Beby… setelah beberapa saat tubuhnya tak
bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit
menatap gue penuh tantangan… tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan
mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di liang sanggama Beby…
ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan
gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue
rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue
tertelan liang cinta di pusat selangkangan beby…
“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh gue..” bisik Beby sambil
lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga gue…dengan gerakan
coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk… Beby mendesah dengan
mata setengah terpejam.
“Nikmat Beby sayang..?”
“Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan
sayaang jangan ragu..”desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati,
sambil menggerumasi rambut gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan
desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap
otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue
tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Beby dan jepitan
itupun makin nikmat gue rasakan.
“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang
cinta gue…” mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif…
“Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… gue sukaa sayaang…
yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai
bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Beby mulai bekerja… selanjutnya
gerakan
tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun
menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby,
tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh gue pun menunjukkan
perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol
gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan jurus-jurus
goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya kontol gue kaya dikemot-kemot
mulut ompong sampe yang rasanya kontol gue dilipet-lipet didalam liang
sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener… wajahnya kadang beringas
menatap gue penuh dendam… kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan
rasakan goyang pinggul gue..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya
menjelajahi leher dan dada gue… bahkan desahan panjang bernada putus asapun
sempat keluar dari mulutnya.
“Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…”
rengek Beby menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar
mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin
puting beliung…
“Gue nikmatin keliaran lu sayaang…” gue perlambat ayunan pinggul
gua…
“Gue yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka
hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar
mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan gue…
Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua
tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu
ditunggingkan.
“C’moon honey, hajar gue dari belakang…” mata sipitnya melirik
ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue
sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby
yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan
gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari
sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan,
tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk
dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… gueee..! saaaammmpeeee
laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2
kalinya… tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah
orgasmenya yang ke tiga…
“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett
laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan
tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak
orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan…
“Gue isep aja ya sayy… gue nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya
lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa
boleh buat… malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby….itupun tanpa sempet
ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran…
ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue… Sambil
siul-siul kecil gue turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian
dalem perempuan… seinget gue Beby gue telanjangin di ruang Home Theatre…
sayup-sayup gue denger… busyet ga’ salah orang lagi ML… langsung gue
ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat gue bediri agak gelap…naaahh…
ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Beby… lagi disetubuhin laki-laki yang gue
kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…
“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan
nada kecewa dan gue lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira
dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa
respon dari Tante Ira…
“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Deden
dengan nafas ngos-ngosan…
“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet
juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Deden
yang bengong. Mata gue mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat
memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama
anak gadisnya…. toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan
tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Deden menyusul ke
kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat gue merat keluar rumah.
Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus.
Demikian yang
dapat saya sampaikan kali ini untuk artikel yang berjudul Cerita Seks Dewasa –
tante Ira Beby dan Sumirah kali ini, dan tunggu
postingan berikutnya yang lebih seru dan asik
Anda butuh Bandar Togel Terpecaya
ReplyDeleteYuk bergabung saja di Togel Pelangi
100% AMAN
Info lebih jelas silakan hubungi CS....
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/