Di sekolah ini aku dan Dol bekerja sendirian. Kami sengaja
hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah negeri
ini, aku hanya mendapat order sebagai cleaning service.
Kami tidak dibayar mahal namun aku memiliki kebebasan untuk
tinggal di lingkungan sekolah ini. Maklumlah aku adalah perantau yang hidup
nomaden.
Diantara gadis-gadis di sekolah tempatku bekerja, ada salah
seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya.Karena memang dia
cantik, lincah dan aktif dalam kegiatansekolah, sehingga akupun sering melihat
dia mondar-mandir di sekolahan ini. RATRI namanya. Postur tubuhnya besar,
wajahnya cantik dan manis, kulitnya putih bersih serta wangi selalu,rambutnya
lurus panjang sepunggung dan selalu diurai.
Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang
dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpodolgan
sejengkal diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran
roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol,
sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk
pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus
itu.
Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta
kepadanya.Namun perasaan cintaku kepada Ratri lebih didominasi oleh nafsu sex
semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya
di saat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya.
Banyak sudah WTS-WTS kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis
perawan muda yang cantik dan sexy seperti Ratri ini. Aku ingin mendapatkan
kepuasan itu bersama dengan Ratri. Informasi demi informasi kukumpulkan dari
orang-orang di sekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari
karyawan sekoah.
Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari
orang-orang itupun aku tahu bahwa gadis yang bernama lengkap Ratri*********
(nama kusamarkan) adalah seorang siswi yang duduk di kelas 3 SMA, umurnya baru
18 tahun.
Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya
yang ke-18 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun
termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah ini. Dan
yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang
murid yang akan diberangkatkan ke luar negeri, bulan depan dalam rangka
pertukaran pelajar antar SMA.
Kini di saat sekolah telah sepi, salah satu dari gadis-gadis
anggota OSIS tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang
terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda
ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan
halaman sekolah.
Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang
tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya
kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain
gombal.
Setelah itu kuseret tubuhnya ke massal olahraga yang berada
di bagian belakang
bangunan sekolah ini.Tidak salah salah lagi gadis itu adalah
Ratri, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku
sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supirnya dikala
selesai rapat OSIS sore dan sang supir selalu terlambat datang
setengah jam dari jam bubaran rapat. Sehingga dia paling akhir meninggalkan
halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang
teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya. Sepertinya dia
memohon-mohon
sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak
mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia
meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di
kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai
simpul. Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian
memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa
keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya.
Kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah
nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati
rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai
seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi. Suara
tangisnya yang teredam itu memecahkan
kesunyian massal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali
dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya
itu. Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras
tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah
habis
setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya
yang telah tersumbat. Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Pak Jos
supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang sahabat
karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar
dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP
bercanda ria dengan sahabatnya
yang lain. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan
saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya. “Beres Gol, pintu
pagar depan sudah gue tutup dan gembok” terdengar suara dari seseorang yang
tengah memasuki massal. Ternyata Dol dengan langkah agak gontai dia menutup
pintu massal yang mulai gelap ini. “OK sip, gue udah beresin nih anak, tinggal
kita pake aja” ujarku kepada Dol sambil tersenyum. Kebetulan malam ini Pak
Marijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam
lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka
kembali ke sekolah ini.
Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga
sekolah ini selama mereka pergi. Maka tinggallah kami berdua bersama dengan
Ratri yang masih berada didalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami
rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada
aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini. Pak Jos sang supir yang menjemput
Ratri pastilah berpikiran bahwa Ratri telah
pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu. Kupandang lagi
tubuh Ratri yang lunglai itu, badannya bergetar
karena rasa takut yang teramat sangat didalam dirinya.
Hujanpun mulai turun, ruangan didalam massal semakin gelap gulita angin
dinginpun bertiup masuk kedalam massal itu, Dol menyalakan
satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup
menerangi bagian disekitar kami saja. Mulailah kubuka bajuku satu per satu,
hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi
semenjak meringkus Ratri di teras sekolah tadi.
“Gue dulu ya” ujarku ke Dol.
“Ok boss” balas Dol sambil kemudian berjalan meninggalkan
aku keluar massal.
Kudekati tubuh Ratri yang tergolek dilantai, kuraba-raba
punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian
tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya
dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali
kutepok-tepok.
Badan Ratri kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali
terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya
masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya. Dari
daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian
menyelinap masuk kedalam roknya serta naik ke atas kebagian pahanya. Kurasakan
lembut dan mulus sekali paha Ratri ini, kuusap-usap terus menuju ke atas hingga
kebagian pangkal pahanya yang masih
ditutupi oleh celana dalam.
Karena sudah tidak tahan lagi,kemudian aku posisikan tubuh
Ratri kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya
masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMUnya sampai
sepinggang.
“Waw indah nian gadis ini” gumamku sambil melototi paha dan
pantat sekal gadis ini.
Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu,
terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih.
Sementara Ratri terus menagis kini aku memposisikan diriku
berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar
sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba- raba selangkangan gadis ini.
Di saat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang
paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini
mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya
disentuh oleh tangan seorang lelaki. Di saat kudapatkan bibir kemaluannya
kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lubang kemaluannya.
Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari
lubang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika
itu menggeliat-geliat di saat kukorek-korek lubang
kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Ratri, tidak lama
kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari
lubang vaginanya. Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing
batang kemaluanku dengan
tangan kiriku kearah bibir vagina Ratri.
Pertama yang aku pakai adalah gaya misionaris, ini adalah
gaya favoritku.
Dan…
“Hmmmpphhhh” terdengar rintihan dari mulut Ratri di saat
kulesakkan batang kemaluanku ke bibir vaginanya.
Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang
kemaluanku masuk kelubang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena
sempitnya lubang kemaluan gadis perawan ini.
Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelubang
kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat
pinggulnya. Kulihat badan Ratri mengejang, kepala mendongak ke atas dan
sesekali menggeliat-geliat.
Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang
tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya,
namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Ratri
saat itu, rintihan- rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.
Dan
akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang
kemaluanku, kini bobol sudah lubang kemaluan Ratri. Aku telah berhasil
menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lubang vaginanya. Kurasakan
kehangatan disekujur batang kemaluanku, dinding vagina Ratri terasa
berdenyut-denyut seperti
mengurut-urut batang kemaluanku. Sejenak kudiamkan batang
kemaluanku tertanam didalam lubang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan
dinding vagina Ratri yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya
kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan
kemudian meluber keluar menetes-netes.
“Ah, ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut
keperawanan dari gadis cantik ini.” batinku.
Sementara itu kepala Ratri kembali tertunduk dilantai, desah
nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan
kemaluanku didalam lubang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat
pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya. Badan Ratri kembali tegang,
rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku,
hingga tubuh Ratri tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga
menggeliat-geliat. Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit
diselangkangannya. Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati
rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari
belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya.
Dan…
“Aakkk…akkkhh…oohh...ooh…iihh…oohh...” suara
erangan Ratri kini terdengar, kunikmati suara-suara itu
sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi
gadis ini.
Suaranya menggema diseluruh massal olahraga ini, namun masih
tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Ratri semakin terlihat kepayahan,
tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat.
Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lubang vaginanya dan kulihat
darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Ratri
mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang.
Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya
menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya
yang masih
jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir
kemaluannya.
“Ohh...jangann mas…ampun mas...ooohh sakittt
sekali...mas” terdengar Ratri merintih pelan memohon belas
kasihan kepadaku.
Dengan menyeringai aku tindih tubuh Ratri itu. Kembali aku
benamkan batang kemaluanku didalam lubang vaginanya.
“Aakkhh” Ratri terpekik matanya terpejam, roman mukanya
kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam
lubang kemaluannya.
Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh
Ratri. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lubang
kemaluannya. Tubuh Ratri kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar
pinggulku, yang membuat tubuh Ratri kembali kelojotan, dari bibir Ratri
terdengar
desahan-desahan halus
“Ohh…enngghh…oohh…ohhh…oohh”
Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku
merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram
erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.
“Aakkhhh…” akupun menejan, tubuhku mengeras.
Croot…croottt…croott… akupun berejakulasi, kusemprotkan
spermaku didalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang
kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh
membasahi pahanya. Kulihat raut muka Ratri saat itu nampak panik, sinar matanya
menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku di
saat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis
ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik.
Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil
mengatur nafasku. Tubuhku berguncang- guncang akibat dari isakan-isakan
tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku
kubiarkan tertanam didalam lubang kemaluannya. Kubelai-belai rambutnya,
kukecup-kecup pipi dan bibirnya. Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan
lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Ratri. Dia hanya
terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi
permainanku ini, aku bangkit sambil
mencabut kemaluanku.
“Ouugghhhh…” Ratri merintih panjang saat kutarik kemaluanku
keluar dari lubang vaginanya.
Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan
kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya. Tak
kusadari Dol ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang
bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin
sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang menghiasi sekujur dada dan
lengannya. Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari
tubuh Ratri yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari
tubuh Ratri kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang
dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan
nafsuku ke Ratri tadi. Sedang asyik-asyiknya aku istirahat,
terdengar olehku bunyi sesuatu, srett…sreettt…sreett…brett... diikuti oleh isak
tangis Ratri yang terdengar kembali. Setelah kuperhatikan, oh ternyata Dol
dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam
Ratri.
Dengan kasarnya Dol mencabik-cabik baju seragam putih Ratri,
termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Ratri telah
telanjang, kedua buah payudaranya yang putih mulus namun tidak begitu besar
kini terpampang jelas. Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya
setelah kusingkap tadi
dirobek-robeknya, hanya sepasang kaos kaki putih setinggi
betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.
“Ouuhh…ammpuunn…mas…ampun…” suara Ratri terdengar lirih
memohon-mohon ampun ke Dol yang
sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu. Setelah itu
dengan kain gombal yang tadi menyumpal mulut
Ratri, Dol membersihkan daerah selangkangan Ratri. Dengan
sedikit kasar Dol mengusap-usap selangkangan Ratri sampai-sampai tubuh Ratri
menggeliat-geliat. Akupun kembali merebahkan tubuhku dan mengatur
nafasku.Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus
berhembus masuk
kedalam massal tempat pembantaian Ratri ini. Tiba-tiba
semenit kemudian dikala aku sedang rebahan, terdengar olehku jerit Ratri yang
memilukan
“Aaakkhhhhh...”
Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Dol
tengah menyodomi Ratri. Posisi Ratri kembali bersujud dengan kepala yang
mendongak ke atas, bola matanya terbelalak,
wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga
membentuk huruf “O” dan Dol berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang
kemaluannya yang besar itu ke dalam lubang anus Ratri.
“Aakkhh…”
Dolpun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang
kemaluannya di lubang anus Ratri. Setelah itu lubang anus Ratri dihujani
sodokan-sodokan batang kemaluan Dol, Dol melakukannya dengan gerakan yang cepat
dan kasar sampai- sampai tubuh Ratri terdorong-dorong dan tersodok-sodok
dengankeras.Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Ratri mungkin
karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang
dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini
meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka. Rasa sakit dan pedih
kembali
melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Dol. Melihat ini
aku kembali terangsang, nafsu birahiku kembali
memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka
berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Ratri yang tengah menderita.
Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur
deras membasahi wajah cantiknya. Aku dengan posisi berlutut berada didepan
wajah
Ratri, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu
seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Dol yang menggenjotnya dari
belakang. Kini aku dan Dol berhadap-hadapan sementara Ratri berada
ditengah-tengah kami. Dolpun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan
kesempatan padaku memposisikan diri. Kuraih batang kemaluanku yang telah
berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Ratri
yang masih menganga itu. Ah, rasa dingin dan basah
menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk didalam rongga mulut Ratri.
Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang
kemaluanku.Setelah itu kembali Dol menggenjot tubuh Ratri dari belakang.
Kulirik mata Ratri menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri
santai saja, karena tubuh Ratri yang bergerak-gerak maju
mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Dol yang tengah mulai
menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil
kutatap wajah dan badannya.
“Ahh…ahh…ah…“
Nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan
mata aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang tengah
dikulum keluar masuk mulut Ratri. Tidak lama kemudian Dol semakin cepat
menggenjot, memompa lubang anus Ratri, badannya semakin banyak mengeluarkan
keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi.Benar saja, tubuhnya nampak
menggelinjang dan dan menegang, dari mulut
Dol keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang
penuh dengan kepuasan. Dolpun berejakulasi di lubang pantat Ratri. Setelah itu
badan Dolpun ambruk disamping badan Ratri. Akan tetapi posisiku masih tetap
seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Ratri. Dengan kedua tanganku
kuraih kepala Ratri, kini dengan gerakan tanganku kepala Ratri ku
maju-mundurkan. Ah, nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan
mulut Ratri, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat
tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah
nikmatnya penuh sensasi. Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali
aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya
semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Dan, akupun
berejakulasi didalam mulut Ratri, spermaku memancar keluar membasahi mulut
hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya. Rasa nikmat
yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhku. Kucabut batang kemaluanku
dari mulutnya, dan Ratri terbatuk-batuk sepeti akan muntah,
samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai
membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma. Wajahnya yang
lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan
keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh
lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru
tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya.
Aku kembali merebahkan tubuhku disamping Ratri, akhirnya
akupun tertidur. Tidak lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah
kembali telingaku menangkap suara erangan-
erangan dan rintihan-rintihan. Setelah aku bangun ternyata
Dol tengah menyetubuhi Ratri, tubuh telanjang Ratri yang hanya tinggal
mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets ditiduri oleh Dol. Dengan
garangnya Dol menggenjot tubuh Ratri, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh
lemah Ratri kembali
terguncang-guncang. Kini nampak roman muka Ratri telah
lunglaisepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara
rintihan lemah yang keluar dari mulut Ratri namun kini suara itu hilang sama
sekali. Tidak lama kemudian Dolpun berejakulasi, kembali rahim Ratri disiram
dan dipenuhi oleh cairan sperma. Ratri nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Ratri.
Kini tibalah waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi
kemudian kami angkat tubuh Ratri dari ruang aula menuju ke sebuah gudang
dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona
sekolah ini disana. Disisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta
HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.Kini gadis cantik itu, terkulai
pingsan didalam gudang yang kotor,badan telanjangnya dipenuhi dengan
cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes
dari lubang pantatnya sebagai akibat disodomi oleh Dol tadi.
Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami
memperkosanya. Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kami
pun pergi meninggalkan gedung sekolah negeri ini, berjalan menuju ke terminal
di kota metropolitan ini untuk menumpang bus yang entah kemana membawa kami,
menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini.
Best sangat cerita ni.. Buatkan saya nak baca tiap hari..
ReplyDeleteTumpang Iklan
Ha..besar macam ni baru mantap
Baru isteri sayang..ermm
>>>Enlargexl:Besarkan Zakar dan Panjangkan Zakar Semula Jadi! <<<
Daftar Agen judi online Terpercaya di indonesia
ReplyDeletehitsdomino
hitsdomino
sarana99
Yuk coba rezeki anda di sini
ReplyDeletedi permainan terbak angka
TOGEL
DD48 red blue LIVE
Info lebih jelas silakan hubungi CS kami...
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/
Yuk coba rezeki anda di sini
ReplyDeletedi permainan terbak angka
TOGEL
DD48 red blue LIVE
Info lebih jelas silakan hubungi CS kami...
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/
Anda butuh Bandar Togel Terpecaya
ReplyDeleteYuk bergabung saja di Togel Pelangi
100% AMAN
Info lebih jelas silakan hubungi CS....
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/