Cerita dewasa panas cerita hot - bersama saudara sendiri
selalu saja menarik untuk diulas. Cerita Sex dengan kategori sedarah yang ingin
aku ceritakan di website ini aku alami beberapa waktu lalu. Jadi ceritanya
adalah begini, kalau pulang ke rumah setelah kerja, aku suka melepaskan semua
pakaian kerjaku setelah masuk pintu, lalu berjalan-jalan di dalam rumah hanya
memakai bra dan celana dalam. Setelah itu, biasanya aku akan mandi tanpa
menutup pintu kamar mandi dan keluar kamar mandi setelah selesai dalam keadaan
telanjang sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Kalau tidak malas, aku akan
memakai celana dalam dan bra atau gaun malam saja tanpa celana dalam dan bra.
Tapi kalau malas, aku akan membiarkan tubuhku telanjang, lalu aku akan mulai
makan, nonton TV ataupun bersantai. Aku juga suka tidur dengan pakaian yang
sexy dan minim. Pernah aku tidur tanpa memakai pakaian sama sekali.
Dua bulan yang lalu, aku kedatangan tamu dari Semarang. Tamu
itu adalah keponakanku sendiri. Umurnya baru 17 tahun, dia anak dari kakak
laki-lakiku yang paling bungsu. Dia datang di saat liburan sekolahnya. Aku
sangat gembira menyambutnya. Dia kusuruh tinggal di kamar sebelah kamar
tidurku. Hari-hari awal semuanya berjalan seperti normal, tetapi satu minggu
kemudian, ada yang sedikit aneh. Pakaian dalamku sering kutemukan tidak pada
tempat dan urutannya. Kadang-kadang sedikit tidak rapi. Ada timbul kecurigaan
kalau keponakanku itu memainkan pakaian dalamku, sebab kalau tidak siapa lagi.
Kadang-kadang ada pakaian dalamku yang hilang lalu besoknya ditemukan kembali
ditempatnya semula. Aku mulai merasa kalau keponakanku memiliki obsesi seks
tentang aku.
Suatu malam aku memutuskan untuk menguji keponakanku.
Selesai mandi, aku segera mengambil celana dalam g-string warna merah dengan
renda-renda yang sexy dan kukenakan. Setelah itu, aku memilih sebuah gaun malam
berwarna pink dengan bahan satin. Gaun malam itu semi transparan, jadi tidak
akan transparan bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan lekuk tubuhku
bila ada latar cahayanya. Panjang gaun malam itu hanya 10 cm dari
selangkanganku. Di bagian pundak hanya ada 2 tali tipis untuk menggantung gaun
malam itu ke tubuhku. Bila kedua tali itu diturunkan dari pundakku, dijamin
gaun malamku akan meluncur ke bawah dan menampakan tubuhku yang telanjang tanpa
halangan.
Setelah itu, aku keluar ke ruang keluarga tempatku menonton
TV dan segera duduk menonton TV. Mula-mula aku berusaha duduk dengan sopan dan
berusaha menutupi selangkanganku dengan lipatan kakiku. Tak lama kemudian,
keponakanku keluar dari kamarnya dan duduk di sebelahku. Sepanjang malam itu,
kami berbincang-bincang sambil menonton TV, tetapi aku tahu kalau dia diam-diam
mencuri lihat tubuhku lewat sudut mataku. Kadang-kadang aku menundukan badanku
ke arah meja di depan seolah-olah menjangkau sesuatu yang akhirnya mempermudah
dia melihat payudaraku lewat leher bajuku yang longgar. Tak lama kemudian, aku
mencoba lebih berani lagi. Aku mengubah posisi tempat dudukku sehingga kali ini
pakaian tidurku bagian belakang tersingkap dan memperlihatkan pantat dan tali
g-string di pinggangku. Dari ujung mataku aku bisa melihat kalau keponakanku
melihat bagian itu terus. Anehnya, aku mulai merasa terangsang. Mungkin ini
akibat dari masa mudaku sebagai seorang eksibisionis.
Sejenak kemudian aku pergi ke kamar kecil. Sengaja pintu
kamar mandi tidak kututup sampai rapat, tetapi menyisakan sedikit celah. Dari
pantulan tegel dinding, aku melihat bayangan keponakanku muncul di celah pintu
dan mengintipku, walaupun saat itu aku membelakangi pintu. Setelah itu, aku
menundukan kepalaku, pura-pura konsentrasi pada g-stringku agar dia tidak
kaget. Kemudian aku membalikkan badanku, mengangkat gaun malamku dan menurunkan
celana dalamku di depan matanya. Aku tidak tahu bagaimana rasa seorang lelaki
melihat hal ini, tetapi dari banyak yang kudengar, sebetulnya lelaki paling
menyukai saat ini yaitu pada saat perempuan mulai membuka pakaiannya.
Dengan tetap menunduk, aku berjongkok dan menyemburkan air
kencingku. Aku yakin dengan posisi seperti ini, keponakanku ini akan sangat
menikmati pemandangan vaginaku yang mengeluarkan air kencing. Ini juga salah
satu yang kudengar bahwa lelaki suka melihat perempuan kencing. Setelah
kencingku selesai aku kembali berdiri, membetulkan g-stringku lalu kuturunkan
gaun tidurku. Setelah itu, aku membalikan badanku lagi sambil membetulkan
g-stringku bagian belakang. Sebetulnya aku memberikan kesempatan kepada
keponakanku untuk pergi tapa terlihat aku. Benar saja, lagi-lagi dari pantulan
tegel dinding aku melihat bayangan keponakanku menjauh ke arah ruang keluarga.
Setelah semua selesai, aku kembali ke ruang keluarga dan berlagak seolah-olah
tidak ada apa-apa.
Saat aku berjalan ke arah sofa, aku melihat kalau muka
keponakanku merah, Dalam hatiku aku tertawa karena teringat masa laluku sebagai
eksebisionis. Waktu itu, semua laki-laki yang memandangku saat aku sedang
“Beraksi” juga memperlihatkan reaksi yang sama. Untuk menghilangkan rasa
gugupnya, aku melemparkan senyum kepadanya, dan dibalas dengan senyum yang
kikuk. Setelah itu, aku kembali duduk di sofa dengan posisi yang lebih sopan
dan melanjutkan acara nonton TV dan bincang-bincang kami. Tak lama kemudian,
aku memutuskan untuk tidur, karena saat itu jam 11.30.
Saat di dalam kamar, aku membaringkan tubuhku di tempat
tidur. Gaun malamku yang tersingkap saat aku naik ke tempat tidur kubiarkan
saja sehingga memperlihatkan g-string yang kupakai. Tali gaun tidurku sebelah
kiri merosot ke siku tangan juga tidak kuperbaiki sehingga puting payudaraku
sebelah kiri nongol sedikit. Aku mulai menikmati kalau diintip oleh keponakanku
di kamar mandi tadi. Mulai besok aku merencanakan sesuatu yang lebih enak lagi.
Keesokan harinya adalah hari Minggu, jadi besoknya aku
bangun dengan posisi pakaian yang tidak karuan. Setelah membetulkan tali bahu
gaun malamku, aku keluar kamar. Di luar kamar, aku bertemu dengan keponakanku
yang sudah bangun. Dia sedang menonton acara TV pagi. Aku menyapanya dan segera
di balas dengan sapaannya juga. Setelah itu, aku mengambil handuk dan pergi ke
kamar mandi. Lagi-lagi pintu kamar mandi tidak kututup rapat. Seperti dugaanku,
keponakanku kembali mengintipku. Aku kemudian membuka gaun malamku sehingga aku
hanya mengenakan g-string. Gaunku itu kuletakan di tempat cucian. Setelah itu,
dengan hanya memakai g-string, aku berdiri di depan wastafel dan menggosok
gigiku. Saat menggosok gigi, payudaraku bergoyang-goyang karena gerakan
tanganku yang menyikat gigi.
Keponakanku pasti melihatnya dengan jelas karena aku sudah
mengatur posisi tubuhku agar dia dapat menikmati pemandangan ini. Setelah
selesai, aku kemudian membuka g-stringku. Sementara g-stringku masih kupegang
di tangan, aku kemudian kencing sambil berdiri. Air seniku kuarahkan ke lantai.
Setelah itu, aku siram dan aku masuk ke tempat shower. Tempat shower itu
sengaja tidak kututup juga. Aku kemudian mandi seperti biasa, tetapi saat
menyabuni badan, aku menyabuni dengan perlahan-lahan. Gerakan tanganku kubuat
sesensual mungkin. Bagian payudara dan vaginaku kusabuni agak lama. Setelah
membilas badanku, aku masih melanjutkan acara mandi sambil diintip dengan
mencuci rambut. Selesai semua itu, aku kemudian mengeringkan badan dan rambut,
lalu melilitkan handuk di tubuhku. Sekilas aku melihat dari pantulan tegel
dinding kalau keponakanku sudah pergi. Aku kemudian keluar dari kamar mandi.
Saat keluar aku melihat keponakanku duduk di depan TV sambil
menikmati acara TV. Aku tahu sebetulnya dia hanya pura-pura. Mukanya merah
seperti kemarin sewaktu habis mengintipku kencing. Aku kemudian masuk kamar
tidurku. Pintu kamar tidurku kali ini tidak kututup rapat pula dengan harapan
keponakanku akan mengintip baju. Lewat pantulan cermin di lemari pakaianku, aku
melihat kalau bayangan keponakanku ada di depan pintu. Dia mengintipku lagi.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kubuka lilitan handukku sehingga aku
telanjang bulat. Setelah itu, dengan handuk itu, aku terus mengeringkan
rambutku yang basah sementara aku terus menuju ke meja rias.
Di meja rias, aku mengambil blower dan dengan blower itu,
aku mengeringkan rambutku. Setelah kering, aku menuju ke lemari kemudian
mengambil celana transparan yang berwarna putih. Setelah memakainya, aku
kemudian mengambil sebuah strapless bra warna putih (bra yang tali bahunya bisa
di lepas, tetapi kali ini aku tidak melepasnya) dengan kawat penyangga payudara
di bagian bawah cupnya dan memakainya pula. Kemudian aku mengambil jubah pendek
dari bahan satin berwarna putih dan kupakai. Setelah menalikan tali jubah itu
ke pinggangku aku merapikan rambutku lagi sebelum keluar. Dari pantulan cermin
aku melihat kalau bayangan keponakanku sudah tidak ada.
Setelah itu, aku keluar kamar dan menyiapkan makan pagi
untuk kami berdua. Keponakanku saat itu sudah di kamar mandi untuk mandi.
Perkiraanku, di kamar mandi dia tidak cuma sekedar mandi, tetapi pasti memakai
gaun malam dan g-stringku sambil mastubasi membayangkan badanku. Aku tertawa
dengan geli karena merasa berhasil merangsang keponakanku. Saat membayangkan rasanya
diintip saat mandi dan ganti baju, cairan kewanitaanku terasa mengalir di
sela-sela vaginaku. Aku sendiri betul-betul terangsang.
Saat makan pagi siap dan keponakanku selesai mandi, aku
menyuruhnya makan bersama. Saat makan, jubah satin yang kupakai melonggar di
bagian leher, tetapi aku pura-pura tidak tahu. Aku tahu kalau keponakanku
memperhatikan bra yang terlihat akibat bagian leher yang terus melonggar.
Setelah makan selesai, aku membereskan piring sementara keponakanku duduk di
sofa membaca buku. Setelah aku merasa semua sudah beres, aku kemudian
mengajaknya untuk jalan-jalan menikmati liburannya.
Sejak hari itu, aku selalu bermain kucing-kucingan dengan
keponakanku. Kubiarkan dirinya mengintipku saat mandi, kencing atau ganti baju.
Aku juga membiarkannya mencuri dan memakai pakaian dalamku sepanjang dia
mengembalikannya baik ke lemariku maupun ke tempat cucian.
Aku pura-pura tidak tahu kalau dia melakukan semua itu.
Hanya saat aku melakukan masturbasi saja yang tidak kubiarkan dia mengintip. Lagi
pula biasanya aku melakukan masturbasi di malam hari saat hendak tidur.
Sebetulnya ini karena aku malu menunjukkan kepadanya kalau aku sedang
terangsang. Aku sangat menikmati situasi ini sampai saat dia harus pulang
kembali ke Semarang, aku mengatakan kepadanya kalau aku sangat menyukai
perhatiannya. Maksudku adalah aku suka diintip olehnya. Entah dia mengerti
maksudku atau tidak, tetapi dia juga mengatakan kalau dia sangat menikmati
liburan ini. Aku berharap untuk liburan selanjutnya, keponakanku mau datang
lagi agar aku bisa menunjukan tubuhku lagi kepadanya.
Pengalaman ini sungguh indah dan menyegarkan masa laluku.
Kalau ada kesempatan, aku akan berusaha untuk mengulanginya lagi hanya saja aku
sekarang lebih suka diintip.
Yuk coba rezeki anda di sini
ReplyDeletedi permainan terbak angka
TOGEL
DD48 red blue LIVE
Info lebih jelas silakan hubungi CS kami...
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/
Anda butuh Bandar Togel Terpecaya
ReplyDeleteYuk bergabung saja di Togel Pelangi
100% AMAN
Info lebih jelas silakan hubungi CS....
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/
BandarQ
ReplyDelete